[EXO in Love] Chen – Cheese Cake


Cheese Cake

Author : Sasphire

Main cast : Chen EXO, Nam Jinhee (OC)

Ratting : Teen, General

Genre : Romance

Length : Oneshoot

Contact : FB | Twitter | Wallpaper Gallery

BaekYoung | HunRin | NaYeol | JoonJa | DoSung | KaiMi | HyuMin | KrisSan | HanRi | JinDae |

~*Chen Pov*~

“Mau Cheese Cake?”

Seorang gadis yang mengenakan baju pelayannya lengkap dengan celemek putih di depan rok-nya tengah tersenyum padaku sambil menyodorkan sepotong Cheese Cake di tangan kanannya.

Bagaimana ia tahu aku suka Cheese Cake?

Aku menatapnya ragu sambil mengernyit.

“Aku bukan orang jahat kok….”

Ia mengangkat alisnya sambil mengangkat Cheese Cake itu sekali lagi, lalu tersenyum. “Ayolah….”

Perlahan, aku menerima Cheese Cake yang ia berikan padaku. Kulihat, ia tersenyum semakin lebar, lalu duduk di sampingku.

“Makanlah….”

Perlahan, aku mencobanya.

Kejunya terasa sangat lezat. Bagiku pas. Aku tak terlalu suka manis, dan di kue ini rasanya sangat cocok denganku.

Aku menatap gadis itu lagi. “Kenapa kau memberikan kue ini padaku?”

Ia mengangkat bahunya, kembali tersenyum. “Entahlah, sepertinya kau suka Cheese Cake….”

“Darimana kau tahu?”

Ia kembali mengangkat bahu, membuatku penasaran akan sosoknya yang sedikit misterius.

“Siapa namamu?”

~***~

BYUURRR!!!

Aku terkesiap bangun, lalu membersihkan wajahku yang basah.

“Dasar!!! Kenapa kau selalu bangun kesiangan?” Bentak Tao.

“Kau juga Dasar!!! Kenapa kau selalu membangunkanku dengan cara itu??!!”

“Karena kau tak akan bangun jika bukan dengan cara itu!!!” bentaknya lagi. “Sudahlah!! Cepat mandi!!”

Aku segera turun dari kasur dan bergegas keluar dari kamarku untuk mandi agar tak diomeli lagi olehnya.

Tapi aku masih kepikiran.

Kenapa tadi rasa Cheese Cake-nya terasa sangat nyata di lidah? Mimpi, harusnya tidak terasa kan?

~***~

“Mau kemana?” tanya Kris saat melihatku keluar rumah dengan pakaian yang cukup rapi.

“Jalan-jalan….” Jawabku singkat.

Iya. Jalan-jalan, mencari Cheese Cake yang rasanya sama seperti yang kurasakan tadi malam dalam mimpi.

Aku aneh ya?

Tapi, entah kenapa, aku begitu yakin kalau Cheese Cake itu benar-benar ada. Aku memang sedikit naïf.

Mungkin yang benar, aku mencari Cheese Cake beserta gadis yang memberikanku Cheese Cake itu tadi malam. Ia cantik. Kelihatannya ia baik, dari senyumnya tersiratkan sifat sabar dalam dirinya.

Ah, aku berfikir terlalu jauh.

Sudahlah, Chen…. Dia tidak ada.

Tapi, bagaimana jika mimpi itu jadi kenyataan?

Maksudku, bukankah hidup itu berawal dari alam bawah sadar?

Manusia punya kekuatan misterius dalam hidup. Mereka bisa melihat masa depan yang akan ia hadapi dengan mimpi, atau dengan lamunan. Kau pernah seperti itu kan? Bukan hanya cenayang yang bisa melihat masa depan. Kita, manusia biasa, juga bisa melihatnya. Hanya saja, itu diluar keinginan kita.

Kau tidak paham?

Ah, mungkin ini terlalu berat bagi kalian. Lupakan yang aku bilang tadi.

Sekarang, aku harus focus pada jalan yang ada di depanku.

Aku melihat sebuah Bakery yang berdiri kokoh di pinggir jalan. Aku menepikan mobilku di pekarangannya, lalu bergegas memasuki bakery itu.

“Selamat pagi….” Pelayan bakery itu membungkukkan badan padaku sambil tersenyum. Aku membalasnya dengan senyuman, lalu mencari tempat duduk yang pas untukku.

Ketemu.

Di pojok ruangan.

“Pesan apa tuan?” ucap pelayan laki-laki itu padaku.

“Cheese Cake, 1….” jawabku singkat.

Kulihat, pelayan itu mencatatnya di note kecil, lalu menatapku sekilas dan tersenyum, lalu pergi.

Tak lama setelahnya, Cheese Cake yang aku tunggu datang juga.

“Silahkan….” Ucap pelayan itu lagi.

Aku mengamati dengan sangat bentuk Cheese Cake yang ada di hadapanku. Beda.

“Ada masalah?”

Tanpa sadar, pelayan itu mengamatiku yang hanya melihat Cheese Cake itu.

“Tidak….” Aku tersenyum pelan. Aku segera melahapnya.

Enak sih. Tapi rasanya tidak sama dengan yang tadi malam.

Ah, apa yang kau pikirkan Chen?

Tak enak dengan bakery ini, aku menghabiskan cake ini. Yah, hanya sedikit kok. Rasanya juga lumayan. Aku tak akan sungkan menghabiskannya.

~***~

Aku keluar bakery itu dengan perasaan tak menentu. Apa aku akan meneruskan wisata kuliner tentang Cheese Cake ini hanya karena mimpi tadi malam?

Di dalam hatiku, aku tak yakin. Tapi, bagian hatiku yang lebih dalam lagi berkata, bahwa aku harus menemukan gadis itu.

Baiklah. Lebih baik kuturuti apa maunya hatiku.

~***~

Aku pulang dengan wajah lemas hari itu.

“Aku pulang….”

Aku menatap dinding ruang tamu yang ditempeli jam dinding.

16.43.

Hey, aku keluar rumah pukul 8. Jadi, aku diluar rumah selama 12 jam penuh hanya untuk mencari Cheese Cake yang rasanya sama dengan yang ada di mimpiku?

Aku mulai gila.

“Dari mana saja?” tanya Xiumin.

Aku hanya menggeleng, tanpa mengucapkan sepatah katapun.

“Baiklah….” Ucap Kris. “di ruang tengah, ada Cheese Cake. Kami belum membukanya karena menunggumu. Kau suka Cheese Cake kan? Ayo, kita makan sama-sama….”

Oh, Ya Tuhan. Bahkan pulang ke rumah pun aku harus makan cheese cake lagi.

Tadi, aku sudah makan cheese cake di 8 tempat berbeda, itu berarti, aku sudah memakan 8 cheese cake yang sama.

Hasilnya nihil.

Tak ada yang rasanya seperti yang kumakan tadi malam.

Yeah, mimpi tetaplah mimpi. Aku berfikir terlalu jauh.

Tapi, kenapa aku merasakan secara nyata Cheese Cake yang ada di mimpiku itu?

Oke, aku kembali mengelak dari alasan logisku.

Sudahlah, jangan pikirkan itu lagi.

Dengan langkah gontai, aku berjalan menuju ruang tengah. Kulihat, Luhan sedang memotong-motong Chesse Cake bundar yang ada dihadapannya.

“Eh…. Chen…. Duduklah….” Ucap Lay saat melihatku berdiri mematung melihat mereka berlima duduk melingkar mengelilingi Cheese Cake itu.

Aku tersenyum, lalu duduk di samping Luhan.

“Ngomong-ngomong…. Kenapa tiba-tiba kalian beli Cheese Cake?”

“Kami hanya ingin makan Cheese Cake….” Jawab Xiumin.

“Hah?” aku terkejut. “Semuanya…. Ingin Cheese Cake?”

Mereka mengangguk. Kebetulan sekali. Mereka berlima, dalam waktu yang sama, ingin memakan Cheese Cake.

“Untukmu….” Ucap Luhan sambil menyodorkan Cheese Cake yang sudah dipotong di atas piring kecil.

Aku terkejut. Saat sudah dipotong, bentuknya sama seperti Cheese Cake yang ada dalam mimpiku tadi malam.

Tanpa bersuara, Xiumin menyodorkan garpu padaku. Aku meraihnya, lalu menusukkannya ke Cheese Cake yang ku pegang, lalu perlahan, menggigitnya.

Mengunyahnya.

Merasakannya dengan penuh perasaan (?).

Rasanya sama.

Persis.

Sama dengan yang tadi malam dimimpiku.

“Kenapa Chen?” Kris mengernyit, membuyarkan lamunanku. “Tidak enak?”

Yang lain langsung menatapku heran. Oh, mungkin mataku yang terbelalak ini membuat mereka mengira ada yang salah dengan Cheese Cake ini.

“Tidak…. Tidak ada….”

“oh….”

“ngomong-ngomong….” Ucapku kemudian. “siapa yang membeli Cheese Cake ini?”

“Aku….” Ucap Xiumin.

“Beli dimana?”

“di Alpha Bakery….”

Alpha Bakery?

Aku seperti pernah dengar nama itu. Dimana ya?

“Itu yang dekat dengan terminal jurusan Namwon….”

Aku mengingat lagi. Ah, itu. Iya, tahu. Aku pernah lihat bakery itu, tapi aku tak pernah ada niatan untuk membeli cheese cake disana. Lagipula, tempat itu jauh.

Eh, tunggu.

Kenapa Xiumin harus pergi ke tempat itu hanya untuk sebuah Cheese Cake?

“Kenapa kau beli di tempat sejauh itu?”

Ia mengangka bahu, lalu berucap, “entahlah…. Kata orang-orang yang aku kenal, cheese cake disana rasanya paling enak….”

“Oh…. Begitu….”

Aku menyantapnya lagi. Baiklah, aku sudah tahu kemana tujuanku besok. Kebetulan, besok tidak ada jadwal lagi. Aku bebas berkeliaran besok.

~***~

“Kau mencariku?”

Aku menoleh. Gadis itu? Gadis yang memberiku Cheese Cake kemarin, datang lagi padaku. Kenapa?

“Mencariku, atau Cheese Cake itu?” tanyanya lagi.

“Entahlah….” Jawabku singkat.

“Tak akan bisa ketemu….”

Aku mengernyit. “kenapa?”

“Jika kau mencari di dekat terminal bus jurusan Namwon…. Maka tak akan ketemu….”

“Apa maksudmu?”

Gadis itu hanya tersenyum. “carilah di tempat lain…. Aku menunggumu….”

Eh?

“Hey….”

Dia menghilang lagi. Apa aku bermimpi lagi?

~***~

Kringgg!!!! Kring!!!!

Sambil mengumpulkan nyawa, aku memencet tombol jam beker yang ada di meja kayu di samping kasurku.

Lah?

Benarkan, aku hanya mimpi?

Aku harus mencari gadis itu.

Kali ini aku benar-benar yakin kalau dia ada.

Kenapa bisa yakin?

Bagaimana mungkin sebuah mimpi ada kelanjutannya, layaknya cerita bersambung?

Kalau mimpi yang sama terulang di saat lain, itu biasa. Tapi mimpi yang bersambung?

~***~

“Tumben kau sudah bangun?” Tanya Tao keheranan melihatku tergesa-gesa keluar rumah sambil merapikan jas hitamku.

Aku tersenyum padanya. “Aku tak mau kau siram lagi?”

Tao tersenyum, lalu mengacungkan jempol kanannya padaku. Aku balas mengacungkan jempol padanya sembari tersenyum.

Setelahnya, aku memasuki mobilku dan melaju pelan menjauhi bagasi, pekarangan, lalu sekarang melaju santai di aspal jalan raya.

Tujuanku sekarang, ke Alpha Bakery.

Mungkin lebih dari setengah jam perjalananku menuju ke sana, namun kini aku sudah sampai.

Aku hanya diam terpaku saat melihat “Alpha Bakery” sudah berubah menjadi “Alpha Flower Shop”. Sebuah toko roti berubah menjadi toko bunga? Waw!!! FANTASTIS!!!

“Cari apa tuan?” lamunanku terbuyarkan oleh teguran pelan seorang remaja. Kira-kira umur 15 tahun.

“bukankah ini tempat Alpha Bakery?” tanyaku pelan.

“Iya tuan… tapi sudah berubah menjadi toko bunga….”

“Ng…. apakah pemilik tokonya juga sama?”

“tidak tuan…. Pemiliknya berbeda….”

Lidahku terasa kelu untuk berbicara. Rasa percaya diriku tadi menguap, berubah menjadi secercah keputus-asaan.

“Uhm…. Terimakasih ya….”

Gadis kecil itu mengangguk pelan, lalu tersenyum.

~***~

Saat dimobil, aku terus-terusan memikirkan apa yang kulihat barusan, dan mimpiku tadi malam.

“Jika kau mencari di dekat terminal bus jurusan Namwon…. Maka tak akan ketemu….”

Harusnya kuhiraukan ucapannya.

Aku harus mencari di tempat lain. Dan ia bilang, ia menungguku.

Dia siapa? Memang aku kenal dia?

Baiklah, cari ditempat lain.

Tapi dimana?

“AAAA!!!”

Spontan, aku mengerem mobilku seketika, membuat tubuhku sedikit tersungkur kedepan. Untungnya, kepalaku tidak menatap setirnya.

Bodoh!!! Konsen Chen, Konsen!!!

Aku segera melepas save-beltku, lalu keluar mobil dan menghampiri seorang gadis yang kutabrak tadi.

“Maaf Nona…. Maaf….”

Ucapku sambil membantunya berdiri. Kulihat, ia merintih kesakitan. Ia menatapku pelan, lalu tersenyum. Tangan kanannya bergerak cepat, seolah memberi tanda ‘tidak usah….’

“Sekali lagi maaf….”

Ia hanya tersenyum.

“Aku tidak apa-apa….” Ucapnya. “Jangan dipikirkan….”

“Apa kau terluka?” tanyaku cemas.

“tidak…. Hanya sedikit terkilir di pergelangan kaki kiriku….”

“Maaf….”

“tidak apa-apa….”

Aku perhatikan wajahnya dengan seksama. “Hey…. Gadis ini? Gadis yang ada di dalam mimpiku?

Trimakasih Tuhan!!!

“kuantar kau pulang….”

“Eh?”

Aku mengangguk. “Sebagai permintaan maafku….”

“Tapi….”

“Aku mohon nona… jangan menolaknya….”

Ia melihatku seksama, beberapa saat kemudian, ia tersenyum, lalu mengangguk. Aku pun tersenyum penuh arti, lalu membukakan pintu untuknya.

~***~

“Didepan…. Belok kiri…. Setelahnya, ada perempatan, belok kanan…. Pekarangan rumahku banyak bunganya…. Tak akan salah….” Ucap gadis itu memberi instruksi padaku. Aku mengangguk, lalu mengikuti petunjuknya.

“Siapa namamu?” tanyaku kemudian.

“Jinhee….” Ia menjawab. “kau?”

“Chen….”

“Chen?” tanyanya, seolah tak percaya.

“iya…. Chen…. Kenapa?”

“Ah…. Tidak…. Tidak apa-apa….”

“kau mengenalku?” tanyaku lagi sambil memperhatikan jalan. Aku tak mau menabrak orang lain lagi.

“Kau anggota EXO M, ‘kan?”

Ah, aku kira ia bertemu denganku lewat mimpi.

“iya….” Ucapku pelan.

“Maaf…. Aku tak terlalu mengenalmu…. Aku lebih suka EXO K daripada EXO M….”

Oh, gadis ini jujur sekali.

Tak apa…. Lebih baik begitu daripada munafik. Bilang suka, tapi nyatanya lebih menyukai yang lainnya.

“tapi aku suka suaramu….”

Aku tersenyum, walau resah. Aku tak bisa menatap matanya saat ia bilang begitu. Dia jujur atau bohong?

Ah, iya. Aku lupa.

Aku harus menanyakan suatu hal, tentang Cheese Cake. Tentang Alpha Bakery.

“Eh,… Jinhee…..”

“Ya?”

“tentang, Alpha Bakery…..”

Bagaimana bilangnya ya? Aku mulai dari mana? Mana mungkin aku ceritakan soal mimpiku padanya? Bagaimana jika dia menertawakanku?

“Alpha Bakery yang ada di dekat terminal bus jurusan Namwon?”

Ah, iya. Betul, betul.

“Iya…. Darimana kau tahu?”

“Kakakku pemilik Bakery itu. Terkadang aku ikut membantu usahanya. Tapi, mulai hari ini diganti Alpha Flower Shop…. Soalnya, kakakku sudah bosan dengan roti…. Jadi diganti toko bunga….”

Hei, anak kecil yang kutemui tadi bilang, kalau “Alpha Bakery” dan “Alpha Flower Shop” beda kepemilikan. Kenapa sekarang yang kudengar malah sebaliknya?

“Lalu…. Soal Cheese Cake….”

“Iya…. Aku yang membuatnya…..”

Aku terkejut. Bagaimana ia tahu apa yang ingin aku tanyakan?

“Sampai…. Itu rumahku….” Ucapnya lagi, sambil menunjuk rumah kecil yang di pekarangannya terdapat banyak bunga.

Aku bergegas membelokkan mobilku untuk memasuki pekarangan rumahnya. Ia turun dari mobilku. Kulihat, jalannya sedikit terseok. Aku jadi merasa bersalah.

“Mampir….” Ucapnya sambil tersenyum padaku.

Tanpa banyak bicara, aku menuruni mobil, lalu menghampirinya, menggenggam lengannya.

“Eh…. Kenapa?”

“Rangkul aku….”

“Eh?”

“Sudah, rangkul aku…..”

Mendengar ucapanku, ia malah menatapku heran.

“kau kesulitan jalan kan? Ayo aku bantu….”

Ia masih menatapku heran. Aku mendengus kesal.

“mau kugendong, atau kupapah….”

Ia pun merangkulku. Aku sudah tahu. Tipe cewek lugu sepertinya mana mungkin mau digendong oleh seorang lelaki yang belum terlalu ia kenal?

Saat sampai didepan pintu, tangan kirinya merogoh saku di baju bagian kirinya, lalu mengelurkan kunci rumah dan membuka pintu rumahnya.

Kami bergegas memasuki ruang tamu.

Ia pun duduk di sofa putih, melepas rangkulannya.

“Trimakasih….” Ucapnya padaku.

Aku hanya tersenyum.

Pandangan mataku beralih ke meja ruang tamu.

“Ah…. Iya…. Itu Cheese Cake buatanku…. Silahkan makan….”

Aku menatapnya lagi, kembali tersenyum padanya.

Akhirnya aku berhasil menemukanmu.

~*Jinhee PoV*~

Ah…. Benar-benar mimpi jadi kenyataan.

Maksudku, aku salah satu fangirl dari Chen. Di EXO M, yang aku suka hanya Chen. Bahkan mungkin, jatuh cinta.

Gila ya? Mencintai seorang artis, bukan hanya sekedar kagum. Tapi aku juga mencintainya.

Melihatnya di tv, jantungku berdetak tak karuan.

Mendengar suaranya, tanpa melihat wajahnya, rasanya jantung meleleh.

Sudahlah, aku bisa mulai dari sini. Dari pertemuan yang sama sekali tak aku duga ini, bisa jadi awal dari hubunganku dengannya.

Aku melihat ia menyantap cheese cake yang ada di meja makan dengan lahapnya. Sambil tersenyum pula. Kelihatannya ia menyukai cheese cake buatanku itu. Baguslah.

“Cheese cake buatanmu enak sekali….” Ucapnya tersenyum padaku.

Ah…. Seperti terbang ke langit ketujuh.

Trimakasih Tuhan!! Aku menyayangiMu!!

~****~

8 tanggapan untuk “[EXO in Love] Chen – Cheese Cake

  1. kyyaa!!! so sweet~
    beruntung banget kamu, Nak. bisa mendapatkan lelaki seperti Chen.
    aduh, bacanya sambil tersipu sipu nih.
    biasanya aku selalu panjang lebar komennya dan banyak bibir, tapi mungkin di FF ini sedikit. bingung mau ngomen apa hehe -,-V

What Do You Think About it?