[Freelance] Failed Revenge part 8


 

Author         : Shafira Firdaus [cloudsungie]
Tags             : All member of Super Junior
Catatan        : Cerita ini adalah cerita fiksi. Semua yang terjadi disini murni buatan

author. Jadi kalau ada kesalahan apapun mohon dimaafkan.
Poster by illuth@parrkyuri.wordpress.com

CHAPTER 8 [KIBUM]

Kenyataan yang saat ini harus kuterima—meskipun sangat sulit kupercaya— adalah kehilangan hyung yang begitu kusayangi selama ini. Hyung yang tegas, patuh, kuat, tampan, dan sangat rajin ke gereja, berdoa untuk kami, Super Junior, ELF, appa dan eommanya, serta untuk semua manusia di dunia ini sekalipun ia tidak kenal. Choi Siwon.

Aku sudah menduga ada yang tidak beres saat Siwon hyung, Yesung hyung dan Kyuhyun tidak juga tiba di lokasi pemakaman Wookie. Padahal saat itu sudah hampir jam satu malam. Saat Wookie selesai dimakamkan pun mereka bertiga belum juga datang. Hal itu langsung membuat Leeteuk hyung menghubungi ponsel mereka bertiga. Tidak ada yang aktif. Tidak satupun.

Hingga akhirnya datanglah seorang yeoja. Yeoja yang berpakaian lusuh disertai dengan wajah yang benar-benar tampak ketakutan. Yeoja itu begitu terburu-buru menemui kami. Manajer hyung nyaris memarahinya saat Leeteuk hyung membiarkannya menemui kami. Dia tampaknya mengalami perjalanan yang panjang. Terlihat sekali dari keringat dan nafasnya yang tersengal-sengal.

“Tenangkanlah dirimu. Ada apa? Siapa kamu?” Tanya Leeteuk hyung lembut.

“Disana…” Dia berusaha mengontrol nafasnya. Dia masih sangat capek.

“Hembuskan nafas pelan-pelan. Ada apa disana? Siapa kamu?” Ulang Leeteuk hyung.

“Hyu-Hyun Ra imnida.” Tampaknya dia sudah lebih baik.

“Baiklah, Hyun Ra-ssi, ada apa? Ada apa disana?” Leeteuk hyung memegang kedua pundak Hyun Ra. Kami semua memandangnya cemas.

“Teman kalian barusan mengalami kecelakaan hebat.” Tuturnya. Dadaku langsung terasa sesak. Kami semua langsung merapat.

“A-ah? Kecelakaan? Nu-nugu?” Hankyung hyung tampak panik.

“Saat aku sedang mencuci di rumah, kudengar di luar ada suara tabrakan dahsyat. Aku keluar dan ternyata ada sebuah sedan hitam tertabrak truk tambang. Dimobil itu ada 3 namja yang sudah terluka parah, ketiganya memakai pakaian yang sedikit aneh dan ketiganya tampan, aku langsung menyimpulkan mereka penyanyi. Aku dan eommaku, dibantu dengan sopir truk langsung membawa mereka bertiga ke klinik terdekat. Aku diberi tahu oleh perawat di klinik itu kalau mereka bertiga anggota Super Junior. Akhirnya aku bertanya pada orang-orang dan aku langsung tahu kalau kalian ada disini. Karena tidak punya kendaraan aku terpaksa berlari ke sini memberi tahu kalian…” Tuturnya panjang lebar.

“La-lalu? Mereka bertiga selamat kan?” Tanya Shindong hyung khawatir.

Perlahan tapi yakin, yeoja itu menggeleng. Dan hal itu langsung membuatku lemas. “Ti-tidak semua… dua diantara mereka langsung meninggal di tempat. Yang satunya sekarang keadaannya kritis.” Ujarnya. Aku terduduk kaku. Badanku seperti tersengat listrik. Kulihat hyung-hyungku mulai menitikkan air mata.

Kami bertigabelas—oh, aku lupa. Kami berenam… enam? Sedikit sekali kami. Baiklah, aku lanjutkan. Kami berenam dengan van SM langsung menuju ke klinik yang disebut oleh yeoja tadi. Ternyata hanya sebuah klinik kecil di pinggiran kota yang tidak mempunyai lapangan parkir secuilpun. Yeoja itu meminta maaf kepada kami karena tidak membawa mereka ke rumah sakit besar.

Dan saat kami memasuki klinik itu, di hadapan kami sudah ada dua orang tergeletak lemas di atas sebuah tandu dengan kain berwarna putih di atasnya. Aku menangis. Kutekankan, aku menangis.

Karena di antara kami tidak ada yang sanggup untuk membuka kain itu, Hyun Ra melakukannya untuk kami. Dan betapa terpukulnya aku saat mengetahui siapa yang ada di balik kedua kain putih itu. Siwon hyung dan Yesung hyung. Meskipun dalam hati kecilku ada sedikit rasa lega karena Kyuhyun tidak kenapa-napa. Tidak kenapa-napa? Aku gila. Dia kritis dan hampir mati. Tapi setidaknya Kyuhyun tidak mati.

“Hyung!!!!” Shindong hyung terus berteriak-teriak sambil menangis. “Yesung hyung kenapa harus pergi secepat ini?! Kenapa?! Siapa yang akan menjadi lead vocal kita?! Siapa yang akan menjadi orang aneh di dorm kita?! Siapa yang akan merawat ddangkoma?! Siapa?! Hyung!! Bangunlah!!”

Shindong hyung dan Heechul hyung menangis sambil berusaha membuat Yesung hyung dan Siwon hyung bangun. Aku dan yang lainnya sudah tidak kuat. Terlalu banyak yang pergi. Malam itu benar-benar tidak akan kulupakan.

***

          “Menurut kalian… apakah kecelakaan semalam berhubungan dengan pembunuhan berantai ini?” Tanya Leeteuk hyung dengan wajah yang sangat serius. Kami sedang ada di dorm. Kyuhyun sudah dipindahkan ke rumah sakit besar Seoul. Siwon dan Yesung hyungpun kami makamkan malam itu juga dengan persetujuan keluarga mereka. Aku dan kelima member lainnya sedang berusaha untuk memecahkan teka-teki ini.

“Kurasa tidak hyung. Sopir truk itu tampaknya tidak tahu apa-apa. Lagipula polisi juga bilang mesin sedan yang dinaiki mereka bertiga saat itu memang sedikit rusak. Ini murni kecelakaan.” Jawab Kangin hyung sambil mengetuk-ngetukan pensil di meja. Entah kenapa aku tidak setuju dengan pendapatnya. Aku merasa ini bukan kecelakaan. Pembunuh itulah yang sudah mengaturnya. Walaupun aku tahu tidak ada satupun bukti yang menunjukan bahwa pendapatku ini benar.

“Ani, ini bukan kecelakaan.” Shindong hyung tampak tidak setuju. Baguslah, aku tidak perlu repot-repot berdebat.

“Jinjja? Apa alasanmu mengatakan itu?” Tanya Hankyung hyung.

“Ne. Bukankah sudah jelas?” Kangin hyung tampak sebal argumennya ditindas.

Shindong hyung tampak berpikir. Di wajahnya tersirat kebingungan. Ia menggaruk kepalanya. “Molla… aku juga tidak mengerti dengan apa yang kukatakan ini.”

Aku menepuk jidatku. Sudah kuduga tidak ada gunanya mengandalkan Shindong hyung.

“Shindong! Apa-apaan sih kamu!” Leeteuk hyung tampak gemas. Shindong hyung hanya nyengir kuda.

“Tapi aku sependapat dengan Dong hyung.” Aku turun tangan. Semua pandangan mengarah ke arahku. “Aku merasa ini sudah diatur oleh pembunuh itu. Mungkin dialah yang sengaja merusak mesin mobil.”

Leeteuk hyung langsung menyela perkataanku. “Em… Kibum, pendapatmu tentang merusak mesin mobil itu memang masuk akal. Tapi apakah si pembunuh bisa mengatur pertemuan truk dan mobil mereka? Lagipula kalau bukan karena Yesung dan Kyuhyun yang lama, pasti mereka bertiga sudah ada di van kita. Masa pembunuh itu juga yang mengatur supaya Yesung, Kyuhyun, dan Siwon tidak ikut van kita?”

“Makanya…” Aku kembali memikirkan apa yang sekarang ada di dalam otakku. Aku sedikit ragu untuk menyatakan pendapat gilaku ini.

“Waeyo, Bummie? Katakan saja.” Ucap Heechul hyung.

“Makanya, aku merasa…” Oke, aku harus lakukan ini. “Aku merasa kalau pelaku pembunuhan selama ini ada di antara Siwon hyung, Yesung hyung dan Kyuhyun.”

***

Aku sudah tidak waras. Aku yakin hal itu. Bisa-bisanya aku menuduh ketiga member yang tidak berdosa itu. Dongsaeng dan hyungku sendiri. Aku sudah gila.

Sehabis aku mengutarakan pendapat sintingku itu keempat hyungku langsung terdiam. Dan tertawa terbahak-bahak. Mereka bahkan tidak mengira aku yang memiliki IQ tertinggi di SJ bisa berpikir sebodoh itu. Memang apa yang mereka katakan benar. Buat apa pelaku pembunuhan ada di dalam mobil korbannya? Nyawanya sangat terancam. Lagipula Siwon hyung dan Yesung hyung meninggal dan Kyuhyun kritis. Tidak mungkin sang pelaku mengambil risiko sebesar ini. Sekalipun benar ada di antara mereka yang paling memungkinkan adalah Kyuhyun. Tapi Kyuhyun kritis saat ini. Dan tidak ada gunanya buat dia mencelakai kami. Meskipun aku tahu dia jahat dan tidak sopan, aku yakin tidak ada nyali sedikitpun dalam hatinya untuk membunuh. Yesung dan Siwon hyungpun tidak menunjukan jiwa-jiwa seorang pembunuh. Bagus, teka-teki ini semakin berputar-putar.

Pertanyaannya sekarang adalah, apa motif sang pembunuh? Apa untungnya bagi sang pembunuh jika mereka menghabisi kami satu per satu? Menurut Kangin hyung pembunuh adalah seorang anti-fans kami. Tapi bagaimana seorang anti-fans bisa tau nomor telepon member SJ? Dorm SJ? Dan pada kasus Wookie, si pembunuh bahkan memasuki dorm kami untuk mendorong Wookie? Dan pada kasus Wookie lah teka-teki baru muncul. Sejak kapan si pembunuh berkeliaran di dorm kami?

Menurut polisi, di atap kamar mandi dorm sebelas ada sebuah lubang besar. Mereka juga bilang itu dibuat belum lama. Dan saat ditelusuri, lubang itu mengarah ke kamar sebelah. Tapi kamar sebelah kami itu kosong. Belum ada yang menyewanya. Tapi menurut resepsionis, beberapa hari yang lalu ada seorang misterius yang menyewa kamar itu untuk beberapa hari. Dan saat kami bertanya siapa orang yang menyewa, resepsionis itu menyebut nama yang paling tidak ingin kudengar di dunia ini. Nama yang paling kuhindari. Hye Jung. Han Hye Jung.

Tetapi pada kasus Wookie tidak ada pesan misterius sama sekali. Pelakunya sama sekali tidak mengirim pesan ke ponsel Wookie. Ponsel Yesung, Siwon hyung dan Kyuhyunpun tidak ada pesan aneh. Pertanyaan kedua muncul, apakah pelaku pada Kasus Donghae, Eunhyuk, dan Sungmin sama dengan pelaku pada kasus Wookie? Hanya Tuhan yang tahu.

Lagipula, jika pelakunya memang benar anti-fans kami, tidak mungkin dia mengetahui soal Hye Jung. Tidak mungkin dia mengetahui dengan detail siapa Hye Jung dan hubungannya dengan kami. Kasus ini semakin rumit.

Jika ini berhubungan dengan kasus kematian Hye Jung, keluarga Hye Jung-lah yang harusnya kami curigai. Mungkin mereka dendam karena kematian Hye Jung. Tapi informasi yang kami dapatkan, selain kedua orangtuanya yang sudah tua, Hye Jung tidak meliki sanak saudara lain. Teman-teman di sekolahnya pun tidak terlalu akrab dengannya. Karena dia di kenal pendiam dan menyendiri. Tidak mungkin pelakunya adalah orang tua Hye Jung. Appanya saja sudah sakit-sakitan. Sial, kasus ini benar-benar menemui jalan buntu.

Kalau begitu siapa pelakunya? Kalau bukan anti-fans dan bukan juga orang yang dendam pada Super Junior, siapa? Jawabannya hanya satu, psikopat gila yang tidak segan-segan membunuh siapapun. Kudengar, psikopat biasanya pintar, tapi kurasa jika dia bisa mengetahui dengan detail isi dorm kami, nomor telepon kami, dan kasus Hye Jung, itu terlalu pintar dan malah lebih terdengar seperti stalker. Baiklah, tampaknya psikopat dihilangkan dari daftar pembunuh. Dan akhirnya Shindong hyung memiliki pendapat yang lebih gila dibanding anti-fans, pendendam dan psikopat, lebih gila dibanding pendapat kami semua, dan harus kuakui, paling masuk akal meskipun aku yakin bila ada Siwon hyung disini dia bakalan tidak setuju habis-habisan. Ya, jawabannya adalah Hantu. Hantu Hye Jung yang arwahnya masih penasaran. Oke, sekarang bulu kudukku merinding.

Awalnya kami sama sekali tidak menyetejui pendapat Shindong hyung. Tapi selain hantu siapa lagi? Hantu bisa berada dimanapun yang dia mau. Bisa membunuh tanpa siapapun tahu. Tapi kalau gitu, buat apa dong si hantu susah payah membungkam Sungmin hyung? Toh aku yakin Sungmin hyung tidak melihat dia. Lagipula hantu macam apa yang cara membunuhnya dengan pisau? Tinggal cekik dan gigit saja beres. Lagipula kudengar tidak ada hantu yang bisa mengetik sms.

Dan sekali lagi, kami menemui jalan buntu.

***

Malam ini aku dan kelima member lainnya bermalam di dorm dua belas. Lebih aman dan tidak ada satupun kasus yang pernah terjadi disini. Dan untuk berjaga-jaga kami berenam memutuskan untuk tidak tidur. Ya, untuk mengantisipasi dan melindungi diri. Aku sudah tidak mau ada lagi yang pergi.

“Huah… aku sudah tidak kuat, aku tidur ya. Jaljayo~” Dengan tampang tanpa dosa Heechul hyung tidur di sofa. Rasakan jika dia jadi korban selanjutnya.

“Yasudah, aku tau semuanya mengantuk, lebih baik kita bergantian saja tidurnya.” Usul Leeteuk hyung sambil meneguk kopinya. Aku sudah tidak tau itu gelasnya yang ke berapa. Yang lain hanya mengangguk lemas. Aku yakin sekali pasti Kangin hyung sudah terlelap di depan TV. Suaranya sudah tidak terdengar.

“Bummie, kau tidak mengantuk?” Tanya Leeteuk hyung. Aku menggeleng.

“Aniyo, hyung.” Jawabku. Aku memang sama sekali tidak mengantuk saat ini. Aku tidak bisa tidur jika pertanyaan-pertanyaan dalam otakku belum terjawab.

“Tampaknya tinggal kita bertiga yang belum tertidur. Kulihat Kangin dan Shindong sudah tidak bersuara lagi disana.” Ujar Hankyung hyung sambil berjalan ke arah kami. Dia juga sama sekali tidak terlihat mengantuk. Apa dia pelakunya? Ya! Tampaknya aku sudah mulai mengantuk jika berpikiran ngelantur seperti itu.

TINGTONG!!

Terdengar bunyi bel pintu. Heechul hyung langsung terbangun. Mataku langsung terarah ke arah pintu. Aku dan Leeteuk hyung bertatapan terkejut. Siapa? Semalam ini? Jangan-jangan pelaku?

“Nuguya?” Heechul hyung tampak berbisik. Wajahnya tampak cemas.

“Molla. Tunggu sebentar, biar kulihat.” Jawab Hankyung hyung ikut berbisik. Ia berjalan pelan ke arah pintu.

“Jangan langsung dibuka, Han! Siapa tau pelakunya!” Seru Leeteuk hyung dengan berbisik. Aku bisa membayangkan jika pelakunya masuk, membawa gergaji mesin dan memutilasi kami semua hingga menjadi potongan-potongan kecil kemudian menggoreng kami dan memakannya bersama istrinya. Oke, kuakui aku mulai gila.

“Ne! Tenang saja!” Ujarnya pelan. Ia menempelkan matanya pada lubang kecil di atas pintu, ya, lubang yang biasanya untuk mengintip tamu yang datang. Kalian tau kan? Lubang sebesar tahi lalat Wookie yang biasanya ada di setiap kamar hotel dan apartemen.

BRUUKK…

Aku terbangun dari dudukku. Pemandangan yang sangat mengerikan ada di depan mataku. Hankyung hyung, terjatuh di hadapanku dengan sebuah pisau tertancap tegas di matanya. Darah mulai mengalir di mata kanannya. Aku langsung mengarahkan pandanganku ke arah lubang intip pintu. Benar saja, pintu itu kini berlubang.

“Ha-Hankyung?” Heechul mendekatkan diri ke arah Hankyung hyung. Pipinya sudah dilinangi air mata. Sial, aku juga mulai menangis.

Tapi aku langsung sadar dengan apa yang terjadi. Aku menatap ke arah pintu.

“Pelakunya… aku yakin pelakunya belum jauh! Ayo kejar, hyung!” Aku buru-buru berlari ke arah pintu. Dengan kasar aku membuka pintu dan mengedarkan pandangan ke sekeliling koridor.

Tidak ada siapa-siapa. Sial! Pasti pelakunya sudah kabur. Wahai pelaku keparat, tidak akan kubiarkan kau lepas kali ini.

Aku langsung berlari ke arah lift. Aku yakin pasti pelakunya bakalan turun ke lantai bawah. Tapi, kurasa tidak ada pelaku pembunuhan yang kabur dengan lift. Aku langsung menuju tangga darurat. Dan benar saja, kulihat sesosok manusia dengan pakaian serba hitam serta topi dan masker menutupi wajahnya.

“Ya! Kau! Brengsek! Kembalilah! Jangan harap kau bisa lepas dari cengkramanku!” Hardikku sebal. Orang berpakaian hitam itu langsung menoleh ke arahku beberapa detik dan langsung mempercepat larinya. Sial, dia sudah berada di lantai bawah. Tapi bayangannya masih bisa kulihat melalui celah-celah tangga. Aku terus mengejarnya. Ini lantai duabelas dan aku yakin sekali tidak mudah mencapai lantai satu dengan cepat.

“Loh?” Aku menoleh ke bawah, kanan, dan kiri. Sosok orang itu sudah tidak tampak lagi. Sial! Apa dia berhenti di suatu lantai dan turun dengan lift?

“Pabo…”

Mataku membesar. Aku langsung menoleh ke belakang setelah mendengar bisikan itu. Dan sekelebat benda silver berkilat langsung menghujam perutku. Gelap.

***

To be continued

Satu tanggapan untuk “[Freelance] Failed Revenge part 8

What Do You Think About it?